Uncategorized

ADAT ISTIADAT SUMATRA SELATAN

adat istiadat sumatra selatan

Sumatera Selatan adalah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian Selatan pulau Sumatera.
Ibu kota Sumatera Selatan berada di Kota Palembang, dan pada pertengahan tahun 2024 penduduk provinsi ini berjumlah 8.973.168 jiwa.
Secara geografis, Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kepulauan Bangka-Belitung di timur,
provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi,
gas alam dan batu bara. Selain itu, ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kedatuan
Sriwijaya.
Dari abad ke-7 hingga akhir abad ke-14, provinsi ini merupakan pusat Kerajaan Buddha Sriwijaya, yang memengaruhi sebagian besar kawasan Asia
Tenggara.Sriwijaya adalah pusat penting bagi perluasan agama Buddha di Kepulauan Nusantara pada abad ke-8 hingga abad ke-12.
Sriwijaya juga kerajaan bersatu pertama yang mendominasi sebagian besar Nusantara yang kini disebut Indonesia.
Karena posisi geografisnya, ibu kota Sriwijaya, Palembang, menjadi pelabuhan berkembang yang sering dikunjungi oleh para pedagang
dari Timur Tengah, Subbenua India, dan Tiongkok. Dimulai pada abad ke-13, Islam mulai menyebar di wilayah tersebut, secara efektif menggantikan
agama Hindu dan Buddha sebagai agama dominan di wilayah tersebut.
Pada abad ke-17, Kesultanan Palembang didirikan dengan Palembang sebagai ibukotanya, pada saat itu pula orang-orang Eropa mulai
berdatangan di wilayah ini. Belanda menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut. Melalui Vereenigde Oostindische Compagnie,
Belanda memberikan pengaruh terhadap Kesultanan Palembang. Hingga pada akhirnya Kesultanan Palembang dibubarkan.
Wilayah ini seperti wilayah lainnya di Indonesia, Belanda mengambil alih pemerintahan untuk abad berikutnya, tetapi selama Perang Dunia II,
Jepang menyerang Palembang dan mengusir Belanda.
Jepang menduduki wilayah Sumatera Selatan sampai Agustus 1945, ketika mereka menyerah kepada pasukan Sekutu.
Belanda berusaha untuk kembali ke wilayah tersebut, tetapi ini ditentang oleh Republik Indonesia yang baru dideklarasikan,
sehingga terjadi Perang Kemerdekaan. Pada akhirnya, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dan menarik diri dari wilayah tersebut pada tahun
1950. Provinsi Sumatera Selatan kemudian dibentuk pada 12 September 1950. Namun, berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Selatan
tentang hari jadi provinsi Sumatera Selatan maka pemerintah Sumatera Selatan menetapkan bahwa 15 Mei 1946 merupakan hari jadi provinsi
Sumatera Selatan (Sumsel).
inilah beberapa adat istiadat dan tradisi yang dimiliki sumatra selatan:

1.Upacara Adat Bekarang Iwak


Bekarang Iwak adalah upacara adat menangkap ikan yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tradisi ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Tujuan upacara
adat Bekarang Iwak adalah: Menjaga kelestarian alam, Menanamkan rasa syukur kepada Sang Pencipta, Mempererat tali persaudaraan dan kerukunan, Menghormati leluhur

2.Upacara Adat Sedekah Rame


Upacara adat Sedekah Rame adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Sumatera Selatan dan Bengkulu untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara ini juga dilakukan untuk menjalin silaturahmi dan memohon keselamatan serta berkah.

3.Upacara Adat Ngobeng


Ngobeng adalah tradisi penyajian makanan khas Palembang yang dilakukan dalam acara adat seperti pernikahan, khitanan, syukuran, dan hari-hari keagamaan.
Tradisi ini merupakan perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan lokal.Dalam tradisi ngobeng, makanan disajikan secara bergantian ke tempat makan oleh para
pemuda yang berdiri dalam barisan. Tujuannya adalah untuk mempercepat kedatangan makanan dan meringankan beban pembawa makanan.
itulah beberapa upacara adat wilayah sumatra selatan.

dan ini beebrapa tradisi yang ada di sumatra selatan:
1.tradisi rumpak-rumpak


Tradisi Rumpak-Rumpak adalah tradisi masyarakat Palembang untuk memeriahkan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Tradisi ini dilakukan dengan cara berkeliling ke rumah-rumah warga untuk bersilaturahmi.
Tradisi ini dilakukan secara turun temurun dan masih dilaksanakan hingga saat ini. Tradisi Rumpak-Rumpak merupakan bentuk rasa syukur, kebahagiaan,
dan kemenangan yang diungkapkan oleh masyarakat.

2.tradisi tepung tawar perdamaian


Tradisi tepung tawar perdamaian adalah salah satu cara untuk menyelesaikan konflik di Sumatera Selatan.
Tradisi ini dilakukan dengan membawa makanan sebagai simbol perdamaian, seperti ketan kunyit dan ayam panggang.
Tradisi tepung tawar perdamaian merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan, musyawarah mufakat, dan kemanusiaan.

3.tradisi makan behidang


Tradisi makan berhidang adalah adat istiadat masyarakat Melayu yang dilakukan dengan cara menyajikan makanan dalam talam lengkap dengan tudung saji.
Tradisi ini juga dikenal sebagai makan beradap.
Tradisi makan berhidang biasanya dilakukan pada acara-acara seperti pernikahan, kenduri, dan makan sehari-hari bersama keluarga.
Tradisi ini mengajarkan tentang adab dalam makan, kebersamaan, dan tenggang rasa terhadap sesama.

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *