Uncategorized

adat istiadat jawa tengah

jawa tengah adalah sebuah wilayah provinsi di indonesia yang terletak di bagian tengah pulau jawa. ibukota provinsi jawa tengah berada di kota semarang ,
provinsi ini berbatasan dengan provinsi jawa barat di sebelah barat,samudra hindia beserta daerah istimewa ygyakarta di sebelah selatan,provinsi jawa timur di sebelah
timu dan laut jkawa si sebelah utara.provinsi jawa tengah juga meliputi pulau nusakambangan si sebelah selatan serta kepulauan karimun jawa di laut jawa.
jawa tengah mempunyai beberapa adat istiadat yang banyak di kenal semua masyarakat jawa.inilah beberapa adat istiadat di jawa tengah:

1.tedak sinten


Tedhak Siten merupakan rangkaian prosesi adat tradisi daur hidup masyarakat jawa yang mulai jarang dilaksanakan. Tedhak Siten berasal dari kata Tedhak berarti turun
(menapakkan kaki) dan Siten atau Siti yang artinya tanah, sehingga Tedhak Siten merupakan tradisi menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak.
Tedhak Siten merupakan upacara pada saat anak turun tanah untuk pertama kali, atau disebut juga mudhun lemah atau unduhan, masyarakat beranggapan bahwa tanah
mempunyai kekuatan gaib. Upacara Tedhak Siten berlangsung saat anak berusia 7 lapan kalendar jawa atau 8 bulan kalender masehi. Dalam usia tersebut biasanya anak
mulai memasuki masa belajar berjalan sehingga inilah momen awal anak mulai menapakkan kakinya ke tanah.

2.ruwatan


Ruwatan adalah istilah Jawa yang berasal dari kata ruwat, membersihkan atau melepaskan dari kutukan atau kemalangan. Upacara ruwatan melibatkan pertunjukan wayang
kulit sakral yang dilakukan sebagai bentuk pengusiran setan bagi orang-orang (sukerta) yang telah menjadi korban bencana pribadi dan dianggap rentan secara magis
terhadap dewa jahat Bathara Kala. Ruwatan adalah tradisi pertunjukan yang mapan dan konservatif yang sedang mengalami perubahan saat ini dan akan, di masa depan,
menghasilkan efek tertentu.

3.larung sesaji


Larung Sesaji adalah upacara adat sebagai wujud rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat pesisir
laut maupun masyarakat pegunungan.Larung Sesaji dikenal sebagai upacara adat asli Jawa yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno, Singosari, serta Majapahit.
Tradisi ini biasa dilakukan dengan menghanyutkan sesaji berupa hasil bumi ke laut, telaga, maupun kawah.Adapun makna tradisi Larung Sesaji adalah sebagai bentuk
persembahan kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki berlimpah berupa hasil bumi maupun laut, serta memohon untuk diberikan keselamatan, perlindungan,
serta kesejahteraan. Selain itu, bagi sebagian masyarakat, Larung Sesaji juga dimaknai sebagai bentuk persembahan untuk Ratu laut Selatan.

4.Brobosan


Tradisi Brobosan biasa dilakukan ketika upacara kematian. Brobosan berarti menerobos, yaitu jalan bergantian sebanyak tiga kali di bawah keranda atau peti jenazah
yang sedang diangkat tinggi-tinggi. Dimulai dari sebelah kanan, ke sebelah kiri, ke depan, hingga kembali ke sebelah kanan. agar keluarga yang ditinggalkan dapat
melupakan kesedihan yang mendalam. Semua keluarga akan berkumpul dan melakukan ritual ini sebagai perpisahan terakhir sebelum jenazah dimakamkan. Dengan harapan,
semua keluarga bisa benar-benar merelakan kepergian.Ritual ini juga sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah untuk melepasnya ke alam keabadian.
Tak hanya penghormatan untuk jenazah, tetapi juga untuk leluhur yang sudah meninggal lebih dulu.Masyarakat Jawa percaya bila melakukan ritual ini akan mendapat berkah,
atau tuah dari orang yang meninggal.

5.Padusan


Padusan adalah bersuci dari hadas kecil maupun besar. Secara umum, makna dari Padusan adalah sebuah tradisi sebagai titik awal untuk memulai amalan-amalan di
bulan suci Ramadhan.Kehadiran Padusan juga dapat dimaknai sebagai simbol untuk menyucikan diri, terutama dalam hal fisik. Caranya dengan adus atau mandi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *