ADAT ISTIADAT SULAWESI UTARA
upacara adat sulawesi utara
1.Upacara Syukuran: Mekiwuka
Masyarakat Suku Minahasa di Manado mengadakan Tradisi Mekiwuka untuk mengungkapkan rasa syukur dan memohon berkat dari Tuhan.
Mereka mengorganisir pawai, memimpin seluruh warga kampung untuk berpartisipasi, memainkan alat musik dengan merdu, dan bernyanyi bersama dengan penuh semangat.
masyarakat melakukan tradisi ini saat tengah malam sampai dengan pergantian tahun baru yaitu subuh.
Mereka juga mengunjungi setiap rumah dan berkunjung ke kepala lingkungan, kepala kelurahan, dan para tetua kampung. Masyarakat biasanya melakukan tradisi ini pada 31 Desember setelah melakukan ibadah ucapan syukur di gereja masing-masing.
Hingga saat ini, masyarakat masih melaksanakan dan melestarikan Tradisi Mekiwuka.
2.Upacara Kesembuhan: Menodong Lapasi
Masyarakat melaksanakan Upacara Adat Menondong Lapasi pada musim penyakit untuk memohon kesembuhan. Mereka membuat miniatur perahu Lapasi yang lengkap dengan berbagai atribut, termasuk patung manusia, dan meluncurkannya ke laut.
Mereka menentukan sendiri waktu pelaksanaan upacara ini dan memilih pagi hari sekitar pukul 09.00 WITA sebagai waktu yang tepat.
Masyarakat juga melaksanakan Upacara Adat Menondong Lapasi di rumah-rumah keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sakit keras atau di bangsal dan balai pertemuan warga.
Ampuang membaca doa pelepasan dan membawa perahu Lapasi ke laut untuk dilepas. Mereka sengaja melepaskan perahu tersebut ke laut, sehingga perahu tersebut dapat membawa segala penyakit dan bala lainnya pergi, sesuai dengan keyakinan mereka.
3Upacara Pernikahan: Toki Pintu
Di mana hal ini adalah momen yang begitu penting bagi sepasang kekasih untuk memasuki kehidupan yang baru dalam dunia rumah tangga sebagai suami istri.
Suku Minahasa melaksanakan Upacara Adat Toki Pintu sebagai bagian penting dari rangkaian pernikahan, yang sarat dengan makna filosofis yang mendalam.
Suku Minahasa adalah salah satu suku tertua di Indonesia. Sehingga tak salah jika upacara adat yang ada penuhdengan makna filosofis dan begitu sakral.
Mereka memulai Upacara Adat Toki Pintu dengan mempersiapkan tukang pintu sebagai bagian dari prosesi awal. Tukang pintu ini sebagai tokoh yang memiliki peran untuk
membuka pintu gerbang pernikahan dalam makna simbolis.
4Upacara Pemakaman: Waruga
Waruga adalah makam atau kuburan khas yang terbuat dari batu dan menyerupai sebuah rumah.
Mereka memakamkan jenazah dengan cara memasukkannya ke dalam kotak batu berongga dan menutupnya dengan batu berbentuk prisma segitiga,
sehingga membentuk makam yang unik di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.
Fungsi awal waruga adalah sebagai makam dan medium ritual kepercayaan
animisme atau dinamisme. Namun, sekarang makam khas daerah Minahasa ini telah menjadi tempat wisata edukasi dan kebudayaan.
Ketika masyarakat memasukkannya mayat ke dalam waruga, posisi jenazahnya seperti
bayi yang ada dalam rahim Hal ini karena masyarakat Minahasa meyakini bahwa manusia mengawali kehidupan dengan posisi bayi
dalam kandungan dan harus mengakhiri hidupnya dalam posisi yang sama.
Filosofi ini biasa disebut dengan istilah “whom” dalam bahasa Minahasa.
5. Upacara Tahunan: Tulude
merupakan upacara adat tahunan berbentuk hajatan yang berasal dari kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro.
Upacara adat ini adalah hasil dari warisan para leluhur masyarakat setempat sehingga sangatlah sakral.
Upacara dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur yang dinaikkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dalam bahasa setempat disebut Mawu Ruata Ghenggona Langi.
adat Tulude juga memiliki makna filosofis yang kuat bagi masyarakat.
Upacara ini mengandung makna kerukunan, persatuan dan juga kebersamaan warga masyarakat.
Ketika Upacara adat Tulude berlangsung, masyarakat berkumpul untuk makan bersama.
Hidangan yang ada biasanya dibawa oleh masing-masing keluarga yang kemudian ditempatkan diatas meja panjang yang telah