Legenda Sulawesi Utara – Kisah Toar dan Lumimuut
Dahulu kala Gempatoto, di tanah Minahasa, Sulawesi Utara, ada seorang perempuan sakti bernama Lumimuut. Ia dikenal sebagai nenek moyang orang Minahasa. Lumimuut hidup seorang diri, hingga suatu hari ia meminta berkah kepada dewa agar diberi keturunan. Doanya terkabul: dari tanah dan hembusan angin, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Toar.
Toar tumbuh menjadi pemuda gagah perkasa, bijaksana, dan pemberani. Sementara Lumimuut tetap terlihat cantik meski usianya bertambah. Karena kecantikannya, banyak orang luar desa tertarik padanya, namun Lumimuut menolak lamaran mereka.
Ketika Toar beranjak dewasa, ia merantau ke berbagai negeri. Setelah bertahun-tahun, ia kembali ke kampung halaman. Namun, karena Lumimuut masih awet muda dan anggun, Toar tidak mengenali bahwa perempuan itu adalah ibunya sendiri. Ia bahkan jatuh hati pada kecantikannya.
Lumimuut pun terkejut melihat ketertarikan itu. Ia sadar ini bisa menimbulkan malapetaka jika tidak dicegah. Ia lalu pergi menghadap dewa dan memohon solusi. Dewa memberi petunjuk: jika Toar dan Lumimuut bisa saling mengenali, mereka akan selamat. Tetapi jika tidak, mereka bisa terjerumus dalam dosa.
Untuk menguji mereka, dewa memberikan sebuah bambu berisi air. Lumimuut dan Toar diminta untuk minum dari bambu itu. Jika mereka memang ibu dan anak, air tersebut akan terasa asin seperti air laut. Jika bukan, rasanya akan manis seperti air segar.
Ketika Toar minum lebih dulu, air terasa asin. Lalu Lumimuut pun minum, dan rasanya juga asin. Saat itu Toar tersadar bahwa perempuan cantik di depannya adalah ibunya sendiri. Ia malu sekaligus lega karena tidak jadi melakukan kesalahan besar.
Setelah kejadian itu, Toar menikah dengan perempuan lain. Dari keturunan Toar inilah lahir suku-suku Minahasa yang menyebar di Sulawesi Utara. Sedangkan Lumimuut tetap dihormati sebagai leluhur perempuan yang kuat, bijaksana, dan suci.
Legenda Toar dan Lumimuut hingga kini masih menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Minahasa. Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya mengenali asal-usul, menghormati orang tua, dan menjaga garis keturunan agar tidak terjadi kekeliruan yang fatal.