Uncategorized

Legenda Kalimantan Tengah: Asal Mula Danau Sembuluh

Di daerah Seruyan, Kalimantan Tengah, terdapat sebuah danau luas bernama Danau Sembuluh MEDUSATOTO. Konon, danau itu dulunya bukanlah perairan, melainkan sebuah kampung makmur bernama Sembuluh Lama. Warganya hidup damai dan penuh gotong royong, namun suatu masa datanglah seorang wanita tua berpakaian lusuh yang meminta air dan makanan.

Sayangnya, warga kampung menertawakannya dan menolak memberi bantuan. Hanya satu keluarga miskin yang menaruh iba, memberikan segelas air dan nasi sederhana kepada sang nenek. Wanita tua itu tersenyum dan berkata pelan, “Terima kasih, hanya kalian yang masih berhati manusia. Segeralah tinggalkan tempat ini malam nanti, jangan menoleh ke belakang.”

Malam itu, keluarga miskin itu pergi tanpa tahu alasannya. Ketika mereka mencapai perbukitan, tiba-tiba langit berwarna merah menyala. Guntur menggelegar, bumi bergetar, dan hujan deras turun tanpa henti. Dari arah kampung, terdengar suara gemuruh besar diikuti jeritan warga. Saat mereka menoleh, kampung Sembuluh sudah tenggelam oleh air bah besar. Hanya puncak atap rumah dan pohon kelapa yang masih terlihat sebentar sebelum ikut tersapu.

Keesokan paginya, di tempat kampung itu berdiri, terbentuklah sebuah danau luas yang kini disebut Danau Sembuluh. Penduduk percaya, kadang di malam sunyi terdengar suara gamelan dan tawa samar dari dasar danau — arwah warga yang dulu menolak menolong si nenek misterius.

Legenda ini menjadi pengingat bahwa kebaikan sekecil apa pun bisa menyelamatkan hidup, sedangkan kesombongan dan ketamakan akan membawa bencana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *