Legenda Batu Bacan-maluku utara

Medusatoto Dahulu kala, di Pulau Bacan yang ada di Maluku Utara, hiduplah seorang putri raja yang sangat cantik jelita. Putri ini dikenal bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena kebaikan hatinya. Banyak pangeran dan bangsawan dari negeri seberang datang untuk meminangnya, namun sang putri selalu menolak dengan halus. Ia hanya mau menikah dengan lelaki yang benar-benar tulus dan tidak tamak akan kekuasaan.

Suatu hari datanglah seorang pangeran dari jauh. Ia gagah, kaya raya, dan membawa hadiah yang luar biasa mewah. Raja Bacan merasa ini jodoh yang tepat untuk putrinya, maka ia pun setuju menikahkan mereka. Akan tetapi, sang putri tidak memiliki perasaan pada pangeran itu. Ia menolak, tapi raja memaksa.

Menjelang hari pernikahan, sang putri melarikan diri ke hutan di pinggir laut. Ia berdoa dengan sungguh-sungguh agar bumi menolongnya keluar dari keterpaksaan ini. Doanya dijawab: seketika tubuhnya berubah menjadi batu besar. Batu itu kemudian dikenal sebagai Batu Bacan, yang sampai sekarang dipercaya masyarakat sebagai jelmaan sang putri yang setia pada hati nuraninya.

Orang-orang Bacan percaya bahwa batu itu keramat. Banyak cerita mistis mengatakan bahwa pada malam tertentu, batu itu bercahaya atau terdengar suara tangisan perempuan dari arah batu. Hingga kini, legenda Batu Bacan menjadi cerita rakyat terkenal yang mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan kehendak, serta menjaga janji dan kesetiaan hati.