Uncategorized

ADAT ISTIADAT BANTEN

baten adalah provinsi paling barat di pulau jawa,ibukotanya adalah serang dan kota terbesarnya adalah tangerang.provinsi ini berbatasan dengan jawa barat dan DKI jakarta si sebelah timur,
laut jawa di sebelah utara,samudra hindia di sebelah selatan dan selat sunda yang memisahkan pulau jawa dan sumatra di sebelah barat.
provinsi ini meliputi wilayah seluas9.352,77 km2,banten juga terkenal akan akan adat istiadat yang mendarah daging dari nenek moyang mereka,inilah bebarapa adat istiadat banten yang masi
di junjung oleh masyarakat setempat:

1.seren taun


adalah upacara adat panen padi masyarakat sunda yang dilakukan setiap tahun,upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat sunda.
upacara adat sebagai syukuran masyarakat agraris in i di ramaikan ribuan masyarakat sekitar nya,bahkan dari berbagai daerah di jawa barat dan manca negara.

2.ngariung


tradisi ngariung adalah tradisi memanjatkan doa,shalawat,dan mengaji al-qulran secara bersamasama,Tradisi ngariung ini dihiasi dengan acara pengajian yang
dipimpin oleh ulama atau ustadz serta ditutup dengan doa bersama. Sebenarnya, acara ini diperuntukan sebagai bentuk keberkahan atas dipertemukannya kembali
dengan hari yang istimewa.

3.nyacar


Salah satu tradisi unik adalah nyacar, yaitu tradisi membersihkan ladang secara gotong royong untuk persiapan menanam padi.
Pekerjaan ini dilakukan oleh masyarakat Baduy dengan penuh kerjasama dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

4.seba


Seba merupakan salah satu dari tiga rangkaian ritual keagamaan yang dilakukan setiap satu tahun sekali setelah masa panen telah usai, yakni Ngalu, Ngalaksa, dan Seba.
Seba dianggap sebagai puncak dari serangkaian acara tersebut yang merupakan sebuah media komunikasi anatara sesama manusia, manusia dengan alam, dan dengan hal yang
ghaib.

5.Ngalaksa


Ngalaksa merupakan sebuah upacara adat lanjutan setelah diadakannya ritual Ngawalu. Upacara ini sering diadakan dengan kegiatan seperti membuat laksa.
Laksa sebagai salah satu hidangan adat sejenis mie atau kwetiau, bentuknya pipih lebar dan terbuat dari tepung beras.
Kegiatan ini melibatkan semua masyarakat yang ada di daerah setempat sebagai bentuk kemeriahan juga partisipasi dan juga berfungsi untuk menghitung berapa  jumlah
penduduk setempat. Perhitungan juga melibatkan anak balita, bayi dan anak yang masih ada didalam kandungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *